Golden Sun

He glows golden like a honeybomb, a ray of afternoon sunshine.

.Profile

CALLOW COARSE
XI.B.
ㅤㅤㅤㅤ
Full Name:Geum Taeyang
Nick Name:Taeyang
PoB:Seoul, South Korea
DoB:1st January 2006
Gender:Male
Zodiac Sign:Capricorn
Blood type:AB+
Nationality:Korean
Spoken Languages:Korean (daily)
ㅤㅤEnglish (basic)
ㅤㅤㅤㅤ
Orientation:Heterosexual
ㅤㅤHeteroromantic
Occupation:2nd year student
School:GyeonghanHS

.Appearance

VOICE/FACE CLAIM
NCT's Lee Haechan
ㅤㅤㅤㅤ
Height:174 cm (5’8″)
Weight:57 kg (126 lbs)
Skin Color:Tan, yellowish-brown, or light brown
Eye color:Dark brown
Hair Color:Black
ㅤㅤBrown (dyed)
Scar(s):Right knee, back.
Skillsㅤㅤ
Ability:◆◆◆◇◇
Creativity:◆◆◆◆◇
Communication:◆◆◆◆◇
Flexibility:◆◆◇◇◇
Leadership:◆◆◆◇◇
Mental Strength:◆◆◆◆◇
Sociality:◆◆◆◆◆
Stamina:◆◆◆◆◇
Teamwork:◆◆◆◆◇

.Personality

GEUM TAEYANG, a young man with a bright personality as well as his name. Since childhood, Taeyang was taught by his mother to always be cheerful and not show his sadness. Although growing up with full emphasis from his father, Taeyang does not necessarily show or even do violence like what his father did to him.

Taeyang grew up to be a person who always thinks positive for whatever he does. However, it doesn't always end well. He is too fond of freedom. He thinks that it doesn't matter whatever he does as long as it makes him happy and doesn't harm the other people.

As the saying goes, "If you want to love someone else, you have to love yourself first."

Taeyang is the type who doesn't like to meddle in other people's business and vice versa. Things that would bother him, he really hate that. The motto of his life that he always adheres to: you only live once so have fun.

Really, he's just trying to find his own happiness, is that wrong?

Taeyang is also quite known as a sociable young man. He is such a social butterfly. However, he tries not to create enemies, although sometimes enemies come from nowhere.

Taeyang also holds the position that loyal friends are the most important thing. Although he does not like to interfere in other people's business, but when it comes to friends or those closest to him, the young man will come forward.

However, there were also some things that Geum Taeyang was sorely lacking. He is very stubborn and lazy. He knew that he had many talents, but he was too reluctant to explore them and only thought of having fun. He thinks that he is not that talented. And he also doesn't want to create high expectations from the other people.

ㅤㅤ
ㅤㅤ
An Extrovert

Geum Taeyang, he hate being alone since he was a child. He needs a lot of friends, so he can share stories with them. Loves being in the middle of crowds and likes to be the center of attention.

A Short Tempered.

One of the bad habits he got from his father. Taeyang grew up to be a young man who couldn't control his emotions like his body was completely controlled by them. Indirectly, he took that trait because of the treatment of his father since he was a child. Sometimes very easily angered, even over small things. Mostly, he did this to hide his sadness.

Playful and Jaunty

When is in the school with his friends, Taeyang is a young man who likes to joke around. Despite his short-temper, Taeyang never once showed his sadness in front of people, especially his close friends. Typical who will talk a lot when it comes to things that he likes. Taeyang also can very easily to get along with new people who he finds appropriate. He will easily start a conversation and lighten the mood.

Short-minded and Risk-taker

Taeyang is the type who will do anything to achieve his goals, even if it means putting himself at risk. Growing up without the love of his father made it seem as if he lost his fear. When he likes and is comfortable with something, then as much as possible he will defend it no matter what the risk.

Quite Impolite

When dealing with someone he doesn't like, Taeyang doesn't give a damn and can act arbitrarily. It doesn't matter if the person is older or younger than him.


ㅤㅤㅤ
TRIVIA

Good at playing guitar and piano since he was a child. He likes music.Likes basketball and football, he also quite well in non-academic.Fear of insects.His favorite color are black, dark blue, and whiteDoes not like reading books and prefers to listen to someone's explanation rather than have to read it alone. But, he likes comics or manhwa.He has so many action figure from Marvel's superhero characters.Some of his friends said, he's smart enough, but he is just too lazy.His favorite subject is history.He has color amblyopia since he was a child, but it doesn't bother him too much.Allergic to cat.He'll sneeze every time he looks at the sun.His favorite food is kimchi jjigae.

.Background
Story

He was the sun, that shines on everyone. He rises, fills the world with light and heat.

Kata orang-orang, nama adalah doa. Benarkah?

Dia, sang baskara yang menjadi pusat dan inti kehidupan manusia.
Apakah menandakan bahwa dirinya akan bersinar dan selalu menjadi harapan setiap orang untuk bahagia?
ㅤㅤ
Tidak.
ㅤㅤ
Satu saja yang tidak menghargai keberadaannya, cahaya itu akan redup.
Inilah kisah sang baskara, yang kehilangan sinar bahagianya.


Unaccepted presence

ㅤㅤ
Rumah bak sebuah istana, bergelimangan harta, dan tak pernah kekurangan.
Bahagia? Tentu saja.
ㅤㅤ
Tapi pernahkah kalian merasa seperti tidak diinginkan?
Laksana kehadiran kalian, presensi kalian tidak diharapkan oleh seseorang?

Ia merasakannya, oleh ayahnya sendiri.
Ia, GEUM TAEYANG.
ㅤㅤ
Bahagia? Tidak.
Rasanya seperti ditusuk oleh ribuan pisau. Sakit sekali.
ㅤㅤ
Sejak kecil, tidak pernah sedikitpun pemuda itu mendapat perhatian dari sang ayah
Beliau begitu sibuk dengan pekerjaannya. Meski sudah berkecukupan, beliau adalah pekerja keras dan sosok perfeksionis dalam segala hal. Namun, bukan lantaran alasan pekerjaan, tetapi karena pemuda itu tidak bisa menjadi yang SEMPURNA seperti yang beliau inginkan.
ㅤㅤ
Sang ayah adalah seorang Hakim Agung ternama di Korea Selatan; Geum HaeJoon. Sedangkan sang ibu hanyalah seorang ibu rumah tangga yang begitu lemah lembut dan penyayang; Heo Jieun. Beliau dulunya seorang aktris ternama, tetapi setelah menikah dengan sang ayah, ia memutuskan untuk meninggalkan dunia entertainment demi mengurus keluarga. Entah benar-benar sang ibu yang memutuskan atau justru itu sebagian besar perintah dari sang ayah.
ㅤㅤ
Taeyang memiliki satu orang kakak laki-laki yang terpaut 5 tahun lebih tua, Geum Taejoon dan satu sorang saudara kembar perempuan (fraternal) yang lahir lebih dulu dua hari sebelum Taeyang, Geum Haena.
ㅤㅤ
Untuk Taejoon, tentu saja, ia di-agung-agungkan oleh sang ayah layaknya manusia paling sempurna dimuka bumi. Apapun yang dilakukannya selalu menjadi kebanggaan. Sebanyak apapun kesalahannya, tidak akan terlihat oleh sang ayah.
ㅤㅤ
Sangat berbanding terbalik dengan Taeyang, mungkin secara tidak sengaja menginjak semut akan menerima semua murka dan amarah dari sang ayah.
ㅤㅤ
Sedangkan Haena? Sama saja, saudara kembarnya itu juga diagung-agungkan oleh sang ayah karena terlampau pintar dan selalu menjadi juara.
ㅤㅤ
Orang-orang akan melihat bahwa keluarga ini begitu harmonis. Tentu saja, bukan? Keluarga dari Geum Haejoon, merupakan seorang Hakim Agung yang dibangga-banggakan oleh masyarakat.
ㅤㅤ
Cih, persetan.
ㅤㅤ
Dengan jelas Taeyang bisa melihat raut wajah pencitraan dari pria paruh baya itu. Orang-orang tidak tahu saja kalau Hakim Agung yang mereka banggakan adalah sosok nan otoriter dan sangat mendambakan kekuasaan.
ㅤㅤ
Kala itu, Taeyang kecil berhasil mendapat peringkat 6 paralel di sekolah dasar. Sebuah pencapaian tertinggi selama ia menghembuskan napas di dunia ini. Sang Ibu, benar-benar suportif. Beliau bahkan memberi sang adam hadiah untuk itu. Tetapi, tidak dengan Sang ayah.
ㅤㅤ
"Peringkat 6? Apa saja selama ini yang kau lakukan? Kenapa tidak belajar dengan benar?! Lihat Kakakmu Taejoon yang sejak dulu selalu juara 1! Haena mendapat juara 1 setidaknya kau berada di posisi kedua!"
ㅤㅤ
Suaranya meninggi, bahkan beliau sampai membanting keras alat makannya di atas meja.
ㅤㅤ
Senyum dari paras Geum Taeyang lenyap sepenuhnya, digantikan oleh raut wajah penuh ketakutan.
ㅤㅤ
Ia menunduk saat itu, tidak berani menatap ayahnya sendiri
ㅤㅤ
"Geum Taeyang, ikut ke ruangan kerja ayah."
ㅤㅤ
Taeyang kecil sama sekali tidak tahu maksud dari perkataan ayahnya. Tetapi sang ibu, berusaha keras menahan hingga berlutut di depan beliau untuk tidak membawa Taeyang ke sana.
ㅤㅤ
"Dia harus diberi hukuman."
ㅤㅤ
Dan itulah, untuk pertama kalinya. Taeyang merasakan kekerasan fisik dari sang ayah, terlepas dari umurnya yang masih belia. Untuk pertama kalinya pula, caranya memandang sang ayah tidak lagi sama. Bukan sorot hormat yang terpancar, tetapi ketakutan. Sejak saat itu pula, hubungan sang adam dengan Geum Taejoon tidak baik. Ayolah, mengharapkan hubungan kakak-adik harmonis ketika orang tua justru begitu keras memecah-belah keduanya? Jangan bercanda.
ㅤㅤ
Dengan Geum Haena? Kalau bukan karena permintaan sang ibu yang selalu tengiang-ngiang di kepalanya, Taeyang juga akan membenci saudara kembarnya itu. "Kau boleh tidak dekat dengan Taejoon, tetapi jangan begitu dengan Haena. Ingat, dia kakak perempuanmu satu-satunya, kau harus menjaganya."
ㅤㅤ
Lantas, apakah Taeyang setelah itu semakin giat belajar untuk mengais perhatian Ayah? Jawaban sederhana, TIDAK.
ㅤㅤ
Tidak sudi ia mengemis perhatian yang tidak tulus dari pria baruh baya itu. Taeyang lebih memilih untuk menikmati hidup yang tidak tahu kapan akan berakhir, daripada menyiksa diri seperti Geum Taejoon dan Geum Haena, yang mungkin seumur hidup mereka harus memenuhi ekspetasi sang Ayah.
ㅤㅤ
Taeyang memang tidak sebodoh itu, hanya saja dua saudaranya berada sedikit lebih jauh di atasnya dan membuat sang Ayah begitu murka karena Taeyang tidak bisa menyamai langkah dengan mereka.
ㅤㅤ
Lantas, apakah itu adalah sebuah kesalahan fatal?


The Best People in His Life

Sejak menginjak bangku sekolah menengah pertama, tabiat buruk Geum Taeyang yang secara alamiah perlahan terlihat. Ia mulai bergabung dalam klub-klub yang disukai; Musik dan Basket, dan itu berlanjut hingga menginjak bangku menengah atas. Setidaknya dengan begitu, ia tidak harus menghabiskan banyak waktu di rumah. Dari sana pula, ia mulai banyak memiliki teman-teman yang berharga, yang bahkan melebihi keluarganya sendiri.
ㅤㅤ
Namun, keluarga berharga bagi Taeyang adalah, Ibu dan Geum Haena.
ㅤㅤ
Kala itu, Taeyang harus terlibat perkelahian kelompok selepas latih-tanding dengan sekolah lain hanya karena masalah kecil. Sang adam tentu tidak bisa tinggal diam saat teman-temannya diganggu, dan bisa dibilang juga ia begitu terlibat dalam perkelahian itu.
ㅤㅤ
Saat pulang ke rumah, bahkan baru melangkah masuk ke pintu utama, Taeyang sudah harus mendengar sumpah-serapah dari Ayah.
ㅤㅤ
"Apalagi yang kau perbuat, Geum Taeyang? Lagi-lagi membuatku malu?!"

"Sudahlah, dia baru pulang. Ayo dengarkan dulu ceritanya," ujar Ibu yang berusaha menenangkan.

"Apa yang harus didengar dari mulut anak nakal itu? Sudah pasti dia akan berbohong!"
ㅤㅤ
Taeyang hanya memutar bola mata malas dan lanjut berjalan masuk ke kamar, lalu menutup pintu dengan keras. Membuktikan bahwa ia tidak peduli dengan kalimat pria tua itu.
ㅤㅤ
Sang Ibu lantas masuk dan membawa kotak P3K. Taeyang menatapnya dengan sedikit perasaan takut, tetapi masih melepaskan mesem tipis. "Aku hanya bermain Basket, Bu."
ㅤㅤ
Tidak lama setelah itu, Haena juga ikut masuk dengan wajah menyebalkan. Saudara kembarnya itu hanya diam dan melipat tangan menatap Taeyang.
ㅤㅤ
"Iya, Ibu tahu. Ibu bisa melihat dengan seragam yang kau pakai ini. Pertanyaannya adalah ... memangnya bola basket itu dihantamkan ke wajah?" tanya Ibu pelan sembari membuka kotak P3K. Jelas ada nada sarkas di sana dan Taeyang bisa menangkapnya. Ibunya memang tipikal wanita yang lembut, tetapi kalau sudah kesal, kata-katanya bisa tajam melebihi bilah pisau.

"Cih, paling dia berkelahi lagi, Bu." Tukas Haena tiba-tiba yang mendapat tatapan tajam dari Taeyang.

Kau kalau hanya ingin mengomel, lebih baik keluar.
ㅤㅤ
"Tadi ... ada masalah sedikit," jawab Taeyang sembari menatap sang ibu hati-hati. Beliau mulai mengobati luka-luka di wajah sang adam, meskipun ada sedikit amarah di sana, beliau tidak pernah kasar. Selalu akan bersikap lembut ketika menghadapi anak nakalnya itu
ㅤㅤ
"Iya, Ibu tahu. Kalau kau tidak ingin menceritakannya, maka tidak usah ceritakan. Ibu mengerti."
ㅤㅤ
See? She is really the most precious thing I've ever have.
ㅤㅤ
Kalau tidak ada ibu di muka bumi ini, mungkin Taeyang lebih memilih untuk menghilang saja. Namun, ada satu hal yang terus menjadi kekhawatiran. Beberapa kali, secara tidak sengaja ia melihat sang Ibu melakukan pemeriksaan ke Rumah Sakit. Berkali-kali ia bertanya, tetapi wanita paruh baya itu terus menyangkal dan mengatakan semuanya baik-baik saja.
ㅤㅤ
Sedangkan Geum Haejoon? Tentu saja dia tidak peduli, segalanya diurus oleh Sekertaris keluarga, bahkan medical-check up sang Ibu sekalipun. Jadi, jangan heran kalau yang selalu melakukan pertemuan atau mengurus tingkah Taeyang di sekolah adalah Paman Seo Jihak, Sekertaris pribadi Geum Haejoon sekaligus Sekertaris Keluarga Geum.
ㅤㅤ
Keluarga Paman Seo sejak dulu memang sudah melayani keluarga Geum dengan baik. Sehingga, anak laki-lakinya yang kini sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi, nantinya juga akan bekerja di keluarga Geum.
ㅤㅤ
Jujur saja, aku kalau jadi Seo Jumin Hyung akan keluar dari lingkaran setan itu. Ayolah, walaupun merupakan keluarga berada, siapa yang tahan dengan sikap semena-mena dari Geum Haejoon dan Geum Taejoon? Sepertinya memang hanya keluarga Seo yang bisa.
ㅤㅤ
Masih di tahun pertama di sekolah menengah pertama. Taeyang yang mengira sudah begitu kenal dengan keluarga Sekertaris Seo, tiba-tiba terkejut saat mengetahui fakta bahwa sosok itu memiliki anak perempuan yang sebaya dengannya. Tiba-tiba saja, seorang gadis dengan surai hitam legam panjang yang digerai muncul di hadapan Taeyang. Kala itu sang adam sedang berada di taman belakang rumah, tempat yang paling jauh untuk digapai oleh pencuri.
ㅤㅤ
Terhitung beberapa sekon ia menatap aneh gadis itu. Apa pencuri sekarang banyak dari kaum perempuan?
ㅤㅤ
"Heol, kata Haena kau jelek, ternyata tidak juga. Kau tampan. Tetapi, kenapa kau tidak punya teman? Kasihan sekali."

"Apa katamu?"
ㅤㅤ
Labiumnya seperti tidak punya rem yang akan melepaskan apapun kata-kata nan ada dipikirannya.
ㅤㅤ
Ya, memang. Tidak sepenuhnya kalimat gadis itu salah. Taeyang di sekolah memang memiliki teman banyak. Tetapi dibalik itu semua dia hanyalah sosok pemuda yang begitu kesepian.
ㅤㅤ
Dia, SEO JIKYUNG. Sosok pertama yang membuat Taeyang melenyapkan kata kesepian dalam kamusnya.


A Sunshine Protector

ㅤㅤ
Tahun pertama menginjak sekolah menengah atas, Taeyang seperti baru saja memulai kembali kehidupan yang baru. Tentunya dengan bahagia. Bahkan nilai kelulusan SMP kemarin bisa dikatakan sangat baik dan membuatnya puas. Meskipun bagi Geum Heejun itu masih sangat kurang. Pria tua itu mengharuskan Taeyang menempati posisi juara pertama, baru dia akan diam. Tetapi, mana mungkin bisa? Posisi pertama pasti akan ditempati oleh Taehee.
ㅤㅤ
Ck, pria tua itu memang tidak ada rasa bersyukurnya.
ㅤㅤ
Taeyang kala itu tidak mendaftar di sekolah pilihan sang Ayah, dan memilih untuk sekolah bersama Jikyung. Semula beliau menentangnya dengan keras, dan berusaha untuk memasukkan sang adam ke sekolah ternama bersama saudara kembarnya Taehee, kalau tidak salah namanya Gyeonghan. Walakin, Taeyang sangat berterima kasih dengan kata-kata ajaib yang keluar dari labium Sekertaris Seo dan membuat sang Ayah mengubah keputusannya.

"Dengan bersama Jikyung, nilai Taeyang pelahan meningkat. Setidaknya, urusan nilai tidak akan terlalu menjadi masalah lagi."
ㅤㅤ
Ya, tidak sepenuhnya salah. Alasan tepatnya adalah dengan adanya Jikyung, rasanya pemuda itu lebih bersemangat untuk hidup. Hei, ia tidak sebodoh itu, hanya malas saja. Terlalu mengikuti ekspetasi sang ayah yang tidak jelas itu, bukankah lebih baik ia semakin membuatnya murka dengan terus berada di peringkat akhir? Hal itu lebih menarik. Dengan begitu, Taeyang akan terus diperhatikan oleh ayahnya, meski dengan cara yang berbeda.
ㅤㅤ
Membahas Seo Jikyung, gadis itu bisa dibilang cukup unik. Perawakannya tidak bisa dibilang tomboy, ia juga seperti anak-anak perempuan lainnya yang memiliki grup teman perempuan, senang berbelanja, makeup, dan sebagainya. Hanya saja, labiumnya benar-benar setajam bilah pisau.
ㅤㅤ
Gadis itu sudah seperti mata-mata dari Sekertaris Seo dan Ayahnya untuk memantau perilaku Taeyang di sekolah. Bahkan tidak segan-segan untuk membuang rokok mahal Taeyang dan menarik paksa pemuda itu yang tengah bolos.
ㅤㅤ
"Jujur, kau ini sebenarnya siapa? Kau alien 'kan?"

"Ck, bicara apa kau ini? Aku? Seo Jikyung, a sunshine protector!"


Lost His Protector

ㅤㅤ
"Jikyung, bukankah kau terlalu dekat dengan anakku?"

"Saya hanya menjalankan perintah dari Ayah dan Tuan Geum untuk menjaga Taeyang."

"Tetapi, kurasa kau melewati batas."

"Namun yang terpenting, saya tidak melalaikan tugas saya, bukan? Masalah perasaan dan melewati batas, itu menjadi masalah kami berdua. Mohon pengertiannya, Tuan Geum."
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
Bisa dibayangkan bagaimana ketika seorang laki-laki dan seorang perempuan terus menghabiskan waktu bersama, bukan?
ㅤㅤ
Benar, jatuh cinta. Memangnya cinta bisa semudah itu?
Ya, jatuh cinta bagi Taeyang mungkin terasa mudah. Karena semua itu berasal dari rasa nyaman.
ㅤㅤ
Gadis itu, Seo Jikyung, berhasil membuat Taeyang merasa nyaman dan bahagia selain bersama sang Ibu.
ㅤㅤ
Lalu, apakah semesta begitu baik dan membiarkannya merasakan bahagia terlalu lama?
ㅤㅤ
Tentu saja tidak.
ㅤㅤ
Sebuah tragedi tidak terduga menimpa.
Gadis itu, Seo Jikyung, pergi meninggalkannya.
ㅤㅤ
Murka, sedih, dan tidak terima. Taeyang bahkan sampai menarik kerah baju sang dokter yang saat itu mengatakan bahwa Jikyung tidak bisa diselamatkan. Gadis itu mengalami kecelakaan, ditabrak oleh sebuah truk yang saat itu melaju dengan kecepatan tinggi dan dalam pengaruh alkohol.
ㅤㅤ
Lalu, siapa yang bisa disalahkan?
ㅤㅤ
Apakah Taeyang harus menyalahkan Tuhan yang begitu cepat mengambil Jikyung darinya?
ㅤㅤ
Tidak hanya Taeyang, tetapi Sekertaris Seo juga pasti terpukul karena kehilangan anak perempuan kesayangannya. Namun, laki-laki paruh banya itu berusaha untuk tetap profesional dan masih dengan setia mengabdi kepada keluarga Geum.
ㅤㅤ
"Sekertaris Seo, kenapa Anda masih mau mengabdi pada keluarga yang telah membunuh anakmu?"
ㅤㅤ
Tanpa disadari oleh siapapun, pertanyaan Taeyang tersebut adalah sebuah fakta yang tersembunyi.
ㅤㅤ
Sekian bulan berlalu, tetapi Taeyang belum bisa melupakan Jikyung dan terus berlarut dalam kesedihan. Jangan ditanya bagaimana sekolahnya, niat untuk datang saja tidak ada. Untuk apa? Jikyung sudah tidak ada.
ㅤㅤ
Bahkan, teman-teman dekat Taeyang pun cukup kewalahan menghadapi suasana hati sang adam yang selalu saja gloomy.
ㅤㅤ
Laksana sang baskara yang telah kehilangan cahayanya. Biasanya, pemuda Geum itu akan membuat keributan, entah menggangu teman-teman yang lain, mengajak bolos, atau bahkan sekedar memetik gitar kesayangannya agar suasana tidak sepi.
ㅤㅤ
Ketika sang penjaga telah tiada, bagaimana bisa cahaya sang baskara tidak redup?


New School

ㅤㅤ
Menginjak pertengahan tahun kedua, Tuan Geum Haejoon langsung memindahkan Taeyang ke sebuah sekolah ternama yang sejak awal memang menjadi tujuan sang Ayah itu. Tentu saja, Gyeonghan High School. Yang sekolah siapa, yang bersikeras untuk sekolah di sana juga siapa. Walakin, Taeyang tidak dapat berbuat banyak lagi. Semenjak kehilangan Jikyung, rasanya separuh atas tujuan hidupnya hilang begitu saja. Tanpa bisa membantah lagi, Taeyang mengikuti keinginan sang ayah untuk pindah sekolah.
ㅤㅤ
Bukan Geum Haejoon nama pria patuh baya itu apabila ia cepat puas akan sesuatu. Bukannya berterima kasih lantaran Taeyang akhirnya mengikuti keinginannya, pria paruh baya itu justru murka ketika mengetahui bahwa nilai-nilai Taeyang tidak dapat membuatnya masuk ke salah satu dari tiga asrama terbaik di Gyeonghan.
ㅤㅤ
Tidak seperti Haena yang sejak awal berhasil masuk ke salah satu asrama terbaik.
ㅤㅤ
Lagi pula, salah sendiri. Siapa yang mau masuk ke sekolah dengan sistem kasta seperti ini? Pria tua itu tentu aja.
ㅤㅤ
"Mau bagaimana lagi, Ayah?" entah kapan terakhir kali pemuda itu menyebut pria paruh baya itu Ayah, lantaran keduanya sudah sekian lama tidak banyak berbincang. "Lebih ingin melihatku mati atau melihatku masuk kasta terbawah di sekolah?"
ㅤㅤ
Sang Ayah terdiam. "Aku tahu kau tidak sebodoh itu, Taeyang. Tapi kenapa kau selalu membuatnya terlihat sulit?"
ㅤㅤ
"Apa? 16 tahun Anda hidup sebagai Ayahku, seharusnya Anda tahu alasanku seperti ini. Aku pikir lama-kelamaan anda akan menyerah, rupanya tidak. Kita sama keras kepalanya, Ayah. Kalau Anda tidak menyerah untuk membuatku memenuhi ekspetasimu, maka aku juga tidak akan menyerah untuk terus berusaha menghancurkan ekspetasi itu. Kita impas."
ㅤㅤ
Kisah sang pemuda baskara nan kehilangan cahayanya kembali dimulai.
ㅤㅤ
Berharap saja kali ini semesta berpihak padanya.

.Relation(s)

. Family

Geum Haejoon
father

Heo Jieun
mother

Geum Taejoon
brother

Geum Haena
twins

. Others

.Writer
Notes

Geum Taeyang is a fictional character. Was created using NCT's Lee Haechan as face claimPlease DO NOT godmoddging or metagaming on this character without any permission from the writer.DO NOT copy-paste anything from this website.If there is any critics or suggestion, just send the writer a personal message (through twitter DM)ㅤㅤ
ㅤㅤ
Sincerely,
The writer, #G.